Friday, April 11, 2025

Refleksi atas refleksi sepanjang kuliah

Aku telah menulis dan menulis dan menulis, seperti yang kulakukan ketika hendak masuk perkuliahan ketika 2022 lalu, dan aku telah berusaha membakar hatiku dengan berbagai macam batang kayu, bahan bakar, batu bara, namun tetap saja sepertinya tidak ada yang berhasil. Bara api itu tidak menyebrang dari kanvas dan merasuk dalam hatiku.

Aku mungkin selalu menulis hidupku yang penuh merana, namun sebenarnya hidupku tidak terlalu buruk juga. Nilaiku mungkin terjun, namun bukankah skydiving juga hobi orang kaya? Ditambah dengan segala kisah-kisah yang sudah aku peroleh sepanjang lika-liku ini, bukankah ini semacam transaksi antara nasib dan pengalaman?

Apakah aku benar-benar pernah sekali pun menulis nelangsanya hidupku, atau apa aku hanya menyiratkannya lewat cara menulisku yang selalu berusaha untuk memandang semua secara positif?


Untuk menjalani butuh keyakinan, to live is to believe. Ku pandang, tentu. Namun apakah aku sudah meyakini apa yang jadi pandanganku? Aku tersesat di tanah ajaib, lost in wonderland, namun aku terus menolak untuk percaya akan keajaiban dan mukjizat yang berusaha ditunjukkan padaku. Bagaimana bisa begitu?

Mungkin yang kubutuhkan adalah mempraktekkan "show don't tell", mungkin aku harus mulai sungguh-sungguh untuk menulis pengalaman-pengalaman luar biasa itu, ketimbang hanya menyebut pengalaman-pengalaman itu luar biasa. 

No comments:

Post a Comment